Membangkitkan Semangat Generasi Muda: Profesi Petani yang Penuh Potensi
Membangkitkan Semangat Generasi Muda: Profesi Petani yang Penuh Potensi - "Petani adalah sebuah profesi, bukan takdir yang malang." — Maya Stolastika Boleng
Ketika kita mendengar kata "petani," banyak dari kita mungkin akan membayangkan pekerjaan yang berat, tidak menguntungkan, dan tidak memiliki prestise. Apalagi di kalangan milenial, profesi ini sering dipandang sebelah mata, dianggap sebagai pilihan terakhir bagi mereka yang tidak berhasil dalam pendidikan atau karir lainnya. Tapi, apa benar demikian?
Indonesia, sebagai negara agraris, seharusnya memiliki banyak generasi muda yang terlibat dalam pertanian. Tapi, kenyataannya menunjukkan hal yang sebaliknya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per tahun 2022, dari total 135,3 juta penduduk yang bekerja, 29,96% di antaranya berprofesi di sektor pertanian. Meskipun jumlah ini terlihat besar, jumlah petani muda semakin menurun. Hanya ada sekitar 3,95 juta petani muda berusia 16-30 tahun, atau 21,9% dari total petani di Indonesia.
Krisis ini tidak lepas dari stigma negatif yang melekat pada profesi petani. Banyak anak muda dari keluarga petani lebih memilih untuk meninggalkan desa dan mencari pekerjaan di kota. Mereka menganggap sektor industri atau pekerjaan kantoran lebih menjanjikan. Pendidikan tinggi pun tidak selalu berujung pada ketertarikan untuk terjun ke dunia pertanian.
Menemukan Inspirasi: Kisah Maya Stolastika Boleng
Maya Stolastika Boleng adalah contoh nyata bahwa menjadi petani bisa menjadi pilihan yang sukses dan berharga. Kelahiran Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Maya bukanlah anak dari keluarga petani. Dengan latar belakang pendidikan Sastra Inggris, ia tidak pernah membayangkan akan menjadi petani organik.
Ketertarikan Maya pada pertanian muncul saat ia berkunjung ke Bali pada usia 22 tahun. Di sana, ia terinspirasi oleh seorang guru yoga yang menjelaskan filosofi pertanian organik. Dari situlah Maya menyadari bahwa pertanian dapat menjadi cara untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Tanaman organik sendiri merupakan hasil budidaya tanaman yang ditanam secara alami. Dalam merawat tanaman ini, petani organik menggunakan bahan biologis untuk menjaga kesuburan dan keseimbangan ekologi dengan menghindari bahan sintetis atau kimia.
Jadi prinsip pertanian organik ialah memperhatikan lingkungan untuk menjaga ekosistem. Pertanian organik berupaya memberikan kontribusi terhadap kesehatan dan kesuburan tanah, tanaman, lingkungan sekitar, dan juga hewan.
Langkah Pertama Menuju Pertanian Organik
Pada tahun 2008, Maya bersama beberapa temannya memulai usaha pertanian organik. Sayangnya, usaha tersebut tidak berjalan mulus dan mereka mengalami kerugian. Namun, pengalaman itu tidak membuatnya menyerah. Setelah beberapa tahun, ia kembali memulai usaha pertanian organik yang kini dikenal dengan nama "Twelve’s Organic."
Maya tidak hanya menghadapi tantangan ekonomi, tetapi juga stigma dari keluarga dan masyarakat yang menganggap petani adalah pekerjaan yang rendah. Ketidakpahaman keluarga terhadap pilihan Maya membuatnya harus berjuang lebih keras untuk membuktikan bahwa menjadi petani bukanlah pilihan yang gagal.
Maya menyadari pentingnya pendidikan dalam pertanian. Bersama rekannya, Wita, ia memulai program edukasi bagi para petani untuk memahami pentingnya pertanian organik. Mereka tidak hanya mengajarkan teknik bertani, tetapi juga memberikan wawasan tentang manfaat kesehatan dari produk organik.
Edukasi dan Pemberdayaan Petani
Melalui Twelve’s Organic, Maya memberikan pelatihan bagi petani lokal. Program tersebut mencakup pemahaman tentang pertanian organik, budidaya, penjaminan mutu, dan pengelolaan kebun. Dengan pendidikan yang tepat, Maya percaya bahwa petani dapat mengubah cara pandang mereka terhadap pertanian.
Salah satu fokus utama Maya adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat pertanian organik. Produk organik yang lebih sehat dan bebas dari bahan kimia semakin diminati oleh konsumen, terutama selama pandemi COVID-19. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mendorong masyarakat untuk memilih makanan yang lebih bergizi.
Meskipun ada kemajuan, Maya masih menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah pola pikir masyarakat yang sudah terlanjur terbiasa dengan pertanian konvensional. Banyak petani yang merasa nyaman dengan cara lama dan enggan untuk beradaptasi. Oleh karena itu, Maya harus berusaha keras untuk mengubah cara pikir tersebut.
Menggugah Kesadaran dan Memperkuat Jati Diri Pertanian Indonesia
Maya Stolastika bukan hanya seorang petani, tetapi juga seorang pionir dalam dunia pertanian organik. Ia percaya bahwa pertanian harus mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dalam perjuangannya, Maya tidak hanya ingin membuktikan bahwa menjadi petani bisa sukses, tetapi juga untuk menegaskan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara agraris.
Maya ingin melatih generasi muda untuk melihat pertanian sebagai peluang karir yang menjanjikan. Dengan inovasi dan pengetahuan yang tepat, pertanian dapat menjadi sektor yang menguntungkan. Ia mengajak anak muda untuk berani mencoba dan terlibat dalam pertanian, tidak hanya sebagai pekerjaan, tetapi sebagai kontribusi untuk keberlangsungan hidup manusia dan alam.
Sekarang ini, Maya memiliki lahan pertanian organik luas di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Eleven's Organic sekarang ini mempunyai dua kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Sipil yang fokus pada tanaman sayuran dan Kelompok Tani Mandiri yang fokus pada budidaya buah beri dan pembuatan pupuk organik. Jenis tanaman di Eleven's Organic dibagi menjadi tiga, yaitu sayuran berdaun (selada, sawi, bayam, dll), umbi-umbian (wortel, ubi, kentang, dll), dan buah beri ( stroberi, raspberry, blueberry, blackberry). Total ada 70 jenis sayuran dan 4 jenis buah beri.
Kisah Maya Stolastika Boleng menunjukkan bahwa menjadi petani adalah pilihan yang penuh makna dan potensi. Dengan pendidikan, ketekunan, dan semangat untuk memberi kebaikan, profesi ini bisa menjadi jalan untuk sukses. Atas usaha dan kerja kerasnya, Maya Stolastika berhasil menerima SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 untuk kategori Lingkungan Hidup, atas aksi nyatanya yang berdampak pada lingkungan yaitu bertani organik juga mengedukasi masyarakat tentang pola hidup sehat melalui sayur dan buah organik, Maya dinilai sebagai petani muda yang inspiratif.
Mulai saat ini, mari kita ubah stigma negatif pada petani seperti yang ada, dan berikan apresiasi lebih kepada para petani yang telah berjuang untuk ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Pertanian bukan hanya pekerjaan; itu adalah cara hidup yang berkelanjutan dan penting bagi masa depan. Mari kita dukung generasi muda untuk kembali ke ladang, meraih mimpi, dan menumbuhkan kebaikan bagi bumi kita.
Posting Komentar untuk "Membangkitkan Semangat Generasi Muda: Profesi Petani yang Penuh Potensi"
Posting Komentar