Gede Jamur: Mengubah Citra Pertanian untuk Generasi Milenial


I Gede Artha Sudiarsana, seorang pemuda asal Banjar Dinas Pidpid Laga, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Bali, telah menunjukkan bagaimana limbah serbuk gergaji bisa diubah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Sejak 2015, Gede mengelola usaha budidaya jamur tiram yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan omzet mencapai Rp 40 juta hingga Rp 45 juta per bulan, usaha ini menjadi contoh nyata bahwa inovasi dalam pertanian dapat membawa perubahan positif.

Memanfaatkan Limbah untuk Keberlanjutan

Latar belakang pendidikan Gede di jurusan agribisnis Universitas Udayana membekalinya dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha ini. "Saya ingin kembali ke desa untuk mengembangkan potensi yang ada," ujarnya. 

Pelatihan budidaya jamur yang diikutinya menjadi pijakan untuk memanfaatkan limbah sekam kayu yang sering terbuang. Mengingat Karangasem ialah salah satu sentra kerajinan kayu yang menghasilkan banyak limbah serbuk gergaji. Dengan cara ini, Gede tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga mengurangi limbah yang merusak lingkungan.


Proses Budidaya Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram yang dilakukan Gede melibatkan berbagai komponen media tanam, seperti limbah serbuk gergaji, dedak padi, tepung tani, tepung terigu, gula pasir, dan air. Proses pencampuran bahan ini menggunakan mixer untuk memastikan homogenitas media tanam. Gede menjelaskan, "Proses dari awal pembuatan media hingga panen membutuhkan waktu sekitar 45 hari untuk jamur tiram dan 50 hari untuk jamur kuping."

Dalam setiap siklus panen, satu media tanam dapat menghasilkan 300 hingga 400 gram jamur, meskipun produksi akan berkurang pada panen selanjutnya. Gede mampu memanen jamur tiram hingga 40-50 kg setiap hari, berkat skala budidaya yang besar.


Gede jamur
Pelatihan budidaya jamur

Diversifikasi Produk dan Pemasaran

Usaha Gede Jamur menyediakan jamur tiram, jamur kuping, bibit jamur f2, boglog (media tanam jamur), dan olahan jamur. Gede Artha juga menjadi konsultan budidaya jamur. 

Gede Jamur menyediakan media tanam dan bibit jamur, agar petani pemula bisa langsung memelihara dan menunggu jamurnya tumbuh. Pemasaran produk jamur dilakukan melalui kerja sama dengan restoran dan rumah makan, sehingga produk-produk Gede Jamur dikenal luas.

Melalui usaha Gede Jamur, Artha berusaha mengubah persepsi masyarakat tentang petani. Ia ingin menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi profesi yang keren dan menguntungkan. "Jadi, untuk generasi muda, jadilah petani milenial yang memiliki dedikasi tinggi dalam memajukan negeri ini. Petani itu kekinian dan bukan tentang saat ini, tapi untuk masa depan," 


Tantangan dan Ketahanan Usaha

Seperti banyak usaha lainnya, Gede Jamur juga mengalami tantangan, terutama selama pandemi COVID-19 lalu. Meski omzet turun, Gede tetap optimis dan percaya bahwa sektor pertanian akan selalu dibutuhkan. Dia juga mencatat bahwa kebutuhan pangan sehat meningkat selama pandemi, memberikan peluang bisnis yang lebih luas bagi petani.

Gede Artha tidak hanya berfokus pada kesuksesannya sendiri, tetapi juga berusaha menginspirasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Melihat rendahnya minat anak muda untuk menjadi petani, Gede berharap bisa mengubah pandangan ini. "Dengan usaha yang tepat, pertanian bisa menjadi karier yang menjanjikan dan berkontribusi bagi masyarakat,"


Kontribusi untuk Pangan Nasional

Melalui Gede Jamur, I Gede Artha Sudiarsana berkomitmen untuk berkontribusi nyata terhadap pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. Keberhasilannya sebagai pembudidaya jamur tiram, mengantarkannya menjadi Duta Petani Muda 2016, dan juga  mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award (SIA) tahun 2018.

Usahanya tidak hanya menyediakan produk berkualitas, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Gede Jamur kini menjadi salah satu contoh sukses pertanian modern yang mengandalkan inovasi dan keberlanjutan.

I Gede Artha Sudiarsana adalah contoh nyata dari seorang petani muda yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan memanfaatkan limbah, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan produk inovatif, Gede tidak hanya meraih kesuksesan secara finansial, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk kembali ke dunia pertanian. 

Usahanya menunjukkan bahwa menjadi petani tidak hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga sebuah pilihan untuk masa depan yang lebih baik.

Fionaz
Fionaz Hanya manusia biasa yang berusaha jadi bermanfaat untuk sesama. Seorang freelance writer dan blogger, untuk kerja sama bisa dihubungi melalui email: fionazisza03@gmail.com

1 komentar untuk "Gede Jamur: Mengubah Citra Pertanian untuk Generasi Milenial"

Comment Author Avatar
Punya peluang gede untuk usaha ini tapi sayang sepertinya pemasarannya masih terbatas ya kak