A Day In My Life, Trip Pekalongan Kota Batik
A Day In My Life, Trip Pekalongan Kota Batik
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mengunjungi kota batik
karena bertepatan dengan acara sunatan keponakan, anak dari sepupu saya. Ini memang
bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di Pekalongan, lebih tepatnya ini
kali ke 3. Pertama kali saat acara lamaran sepupu, kali kedua saat sepupu
nikahan, dan sekitar 10 tahun kemudian saya baru ada kesempatan lagi berkunjung
kesini.
Untuk transportasinya, awalnya kami memilih untuk naik kereta api.
Tapi setelah menimbang berbagai hal lalu
kami putuskan untuk bawa kendaraan sendiri dari rumah.
Perjalanan Malam yang Menyenangkan
Saya sudah beberapa kali melakukan perjalanan malam dan menurut
saya itu lebih seru. Perjalanan terjauh saya tempuh ke Palembang naik bus
selama 2 hari 2 malam. Setelah sekian lama tidak melakukan perjalanan malam
yang panjang, jujur saya rindu dan Alhamdulillah kali ini rindu itu terobati.
Jam sudah menunjukkan waktu tengah malam saat kami melakukan
perjalanan pada Jumat, 3 Februari lalu. Jam Cinderella, begitu saya dan
teman-teman freelancer biasa menyebutnya. Tapi jam Cinderella kali ini bukan
buat nulis tapi buat ngetrip, jadi feel nya terasa berbeda.
Selama perjalanan malam kami melewati kota Tuban, Rembang, Lasem, Batangan,
Pati, dan Kudus. Pagi menjelang, saat keluar dari kota Kudus jam sudah
menunjukkan pukul 05:32. Kami melanjutkan perjalanan melewati Karanganyar Demak
dan Semarang. Pada beberapa titik di kota Semarang sedang banjir tapi lalu
lintas terhitung masih lancar.
Dari Semarang kami lalu lewat jalan tol, sempat mampir juga di
rest area KM 429 Semarang-Solo buat merenggangkan kaki yang capek duduk dan
sekalian sarapan. Lanjut lagi dan keluar di gerbang tol Pekalongan sekitar jam
08:30 lalu kami ambil arah ke kec. Doro.
Jam 9 kami mampir di pom bensin buat bersih-bersih diri dan
sekitar 45 menit kemudian kita lanjut perjalanan lagi dan sampai di kec. Doro. Nggak
jauh dari kantor kecamatan kami sampai juga di desa Randusari yang jalanan nya
naik turun plus lebat pepohonan besar dan sekitar 10 menit dari jalan raya kami
pun sampai di rumah sepupu.
Menyusuri Alam yang Masih Terjaga
Kami sempat lewat jalanan kecil di area kebun tebu dan sengon karena
jalan utama ditutup, warga sedang mengadakan acara menyambut harlah NU. Kakak Abell
yang sudah berangkat lebih dulu naik kereta kirim foto lagi makan durian hasil
dari pohon belakang rumah. Baby Hazel auto pingin buru-buru sampai. Akhirnya Jam
10 tepat kami sampai di rumah sepupu, perjalanan yang panjang akhirnya terbayar
dengan melihat senyum ceria mereka.
Setelah beramah tamah dan istirahat sejenak, sekitar jam 13 lebih
kami pun lanjut jalan-jalan melihat pemandangan sekitar yang masih dipenuhi
dengan kebun dengan pohon-pohon yang tinggi dan juga semak belukar. Cuaca memang
mendukung, mendung tipis di langit membuat suasana menjadi syahdu, nggak panas
juga nggak hujan.
Pesta durian langsung dari tempatnya
Sebelum berangkat jalan-jalan tadi, sebenarnya sepupu saya sudah
menyiapkan buah durian buat kami. Tapi karena ingin jalan-jalan melihat alam
sekitar, jadi kita lanjut jalan-jalan dulu. Tepat di tikungan jalan, kami
bertemu 2 ekor anjing milik warga. Sebenarnya anjing ini sudah jinak tapi
karena anak-anak belum pernah bertemu anjing sebelumnya jadilah mereka agak
histeris.
Jalanan di daerah atas ini lumayan banyak rumah-rumah warga, agak
beda dengan di daerah rumah sepupu saya. Setelah melewati pohon durian yang
lumayan besar mata kami langsung tertuju ke tumpukan buah durian di rumah
warga, adik dan suami saya langsung kepo pingin beli. Karena saya nggak suka
durian jadinya kami melakukan negosiasi dulu, boleh beli durian tapi nggak
boleh dibawa pulang soalnya saya nggak tahan baunya.
Setelah negosiasi yang nggak begitu panjang, akhirnya kami jadi
beli 4 buah dengan total bayar 150ribu. Ibu penjualnya baik, beliau memilah dan
memilihkan buah durian yang kualitasnya bagus. Gerimis mulai turun, jadi kami
putuskan untuk putar balik dan pulang melalui jalan yang sama. Nggak jauh dari rumah
penjual durian ada bapak-bapak yang lagi petik buah rambutan, ibu yang punya
buah lalu memanggil kami dan mengulurkan 2 tangkai buah rambutan, Alhamdulillah
baby Hazel seneng banget sampe dibikin ala mainan lato-lato.
Tepat di tengah persimpangan jalan di antara kebun kami berhenti
untuk menikmati durian yang sudah kami beli, anggap aja sedang menikmati durian
yang baru jatuh dari pohon, padahal aslinya tadi beli. Senengnya karena feel
nya lebih menyatu dengan alam dan Alhamdulillah buah yang kami beli nggak ada
yang zonk.
Posting Komentar untuk "A Day In My Life, Trip Pekalongan Kota Batik"
Posting Komentar