Kesenian Tanjidor Nurus Salafiyah Desa Pucangro Kalitengah Lamongan
Picture by romadecade.org |
Assalamualaikum..
Kali ini saya mau bahas tentang kesenian daerah nih, tentunya di Indonesia tercinta yang memiliki kesenian khas daerah masing-masing. Jaman dulu para wali yang menyebarkan ajaran agama Islam di pulau Jawa juga menggunakan kesenian sebagai metode dakwahnya.
Awal mula terbentuknya kesenian tanjidor Pucangro.
Nah dari sunan Sendang Duwur inilah banyak bermunculan grup seni tanjidor. Termasuk di desa Pucangro kecamatan Kalitengah kabupaten Lamongan. Pada tahun 1965 disini pun sudah ada grup tanjidor yang akhirnya harus vakum entah apa sebabnya.
Dan pada tahun 2001 grup ini berdiri kembali yang di gagas oleh bapak H. Ma'ruf yang berguru langsung ke desa Sendang Duwur. Beliau mendirikan grup tanjidor yang diberi nama Nurus salafiyah, beranggotakan 12 orang yang terbagi sebagai pemegang jidor 1 orang, kendang 2 orang, gendung 1 orang, terbang(rebana) 8 orang dan vokal 1 orang.
Gambus Tanjidor.
Seiring perkembangan jaman grup ini pun mengembangkan sayapnya menjadi gambus tanjidor. Jika personil khas tanjidor ada 12 orang, jadi kalau yang punya hajat request nya pakai gambus maka total personil menjadi 18 karena ada penambahan pada orgen 2 orang, bas gitar 1 orang, kendang dangdut 1 orang, kecer 1 orang dan symbal 1 orang. Itupun belum termasuk vokal dan baking vokal tambahan.
Pemain kesenian ini rata-rata usianya sudah matang, kisaran angka 65 hingga 70 tahun.
Kesenian ini biasanya ada ketika diundang untuk mengisi acara hajatan khitan juga nikahan. Jam nya tidak sembarangan, kita bisa mendengarkan irama yang khas tersebut kira-kira 3kali yaitu setelah ashar, setelah sholat magrib sebentar kemudian selepas isya.
Hampir lupa, ada satu lagi kesenian daerah Lamongan yang juga kembali hits saat ini, ulasan lengkapnya di Kesenian tongklek
Sayangnya tahun ini grup tanjidor yang sudah melanglang buana selama 18 tahun harus menghentikan langkahnya karena personil yang rata-rata sudah berumur harus istirahat karena sakit, terhitung ada 6 orang yang terkena stroke. Semoga saja beliau-beliau ini cepet sembuh ya, jadi bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Begitu juga bagi penikmat kesenian ini agar tidak sampai punah karena nadanya yang khas juga memberi kesan tersendiri bagi penikmatnya.
16 komentar untuk "Kesenian Tanjidor Nurus Salafiyah Desa Pucangro Kalitengah Lamongan"
Semoga segera ada regenerasi yang sama jayanya seperti beliau-beliau.
Anak-anak mudanya kok gak ada yang jadi penerus ya
Sayang banget kalau sampai hilang karena gak ada pewarisnya hiks